Hidup itu Pilihan

Hidup untuk memilih, dan bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut, jangan jadi orang yang sombong karena kita tak punya apa-apa yang bisa kita sombongkan...... Semua yang kita miliki, baik harta, jabatan, semua itu sementara.....
Masih ada kehidupan setelah mati... ingatlah itu...!!!!


Rabu, 18 Januari 2012

Budidaya Tanaman Jagung

Cara Budidaya Tanaman Jagung yang Benar




Pendahuluan
Jagung merupakan tanaman pangan yang terpenting di masyarakat dunia selain gandum dan beras. Kandungan dari jagung sendiri memiliki karbohidrat yang mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Meskipun jagung mempunyai kandungan yang lebih rendah, namum jagung mempunyai kandungan protein yang banyak pula.
Di Indonesia, daerah penghasil utama budidaya tanaman jagung ada di Jawa, DIY, Nusa tengggara timur, Sulawesi Utara, Sulawei Selatan dan Maluku. Budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklim yang mendukung dalam proses pertumbuhan.
Budidaya tanaman jagung harus dikembangkan, agar Indonesia bisa berkembang dan maju dalam sistem pertanian. Anda ingin budidaya tanaman jagung, mulailah dari sekarang karena budidaya jagung ada keuntungan yang sangat besar. Blogiztic.net akan mengupas cara budidaya tanaman jagung yang benar sebagai berikut.

Syarat benih yang diperlukan
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

Pengolahan lahan tanaman
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

Pemupukan tanaman
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea
sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl
sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada
tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu
tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga
(pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8
minggu atau setelah malai keluar.

Cara penanaman tanaman
1.        Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
ü  Tumpang sari (intercropping) melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
ü  Tumpang gilir (Multiple Cropping) dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
ü  Tanaman Bersisipan (Relay Cropping) pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
ü  Tanaman Campuran (Mixed Cropping) penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2.        Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

Penyiangan tanaman
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan tanaman
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

Pengairan dan Penyiraman tanaman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Hama pada tanaman
a.        Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Pengendalian yang harus dilakukan, antara lain :
v  penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
v  tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
v  Sanitasi kebun.
v  semprot dengan PESTONA

b.        Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Pengendalian yang dilakukan, antara lain :
v  tanam serentak atau pergiliran tanaman
v  cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah)
v  semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

Penyakit pada tanaman
a.        Penyakit bulai (Downy mildew)
Gejala : daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian yang dilakukan :
v  penanaman menjelang atau awal musim penghujan
v  pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan
v  cabut tanaman terserang dan musnahkan
v  Preventif diawal tanam dengan GLIO

b.        Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab : cendawan Helminthosporium turcicum.
Pengendalian yang dilakuakan :
v  pergiliran tanaman.
v  mengatur kondisi lahan tidak lembab
v  Prenventif diawal dengan GLIO

c.         Penyakit karat (Rust)
Penyebab : cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Pengendalian yang dilakukan :
v  mengatur kelembaban
v  menanam varietas tahan terhadap penyakit
v  sanitasi kebun
v  semprot dengan GLIO.

d.        Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab : cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Pengendalian yang dilakukan :
v  mengatur kelembaban
v  memotong bagian tanaman dan dibakar
v  benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA.

e.         Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab : cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Pengendalian yang dilakukan :
v  menanam jagung varietas tahan
v  pergiliran tanam
v  mengatur jarak tanam
v  perlakuan benih
v  GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

Ciri dan umur jagung Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

Cara pemanenan jagung
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

Pengupasan jagung
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.


Pengeringan jagung
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

Pemipilan jagung
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

Penyortiran dan penggolongan jagung
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Senin, 16 Januari 2012

Tugas Teori Ekonomi Mikro (Elastisitas)


PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Dalam teori ekonomi mikro kiranya ada Elastisitas yang mana berfungsi untuk mengetahui perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya, yakni ada elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran

Adapun jenis-jenis Elastisitas penawaran dan permintaan, antara lain :
1.        In Elastis Sempurna      (E=0)
2.        Elastis Sempurna          (E=~)
3.        Elastisitas Kesatuan      (E=1)
4.        In Elastis                       (E<1)
5.        Elastis                           (E>1)

Dengan adanya Elastisitas dalam teori ekonomi mikro kita semua dapat mempelajari dan dapat mengetahui perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel.



B.       Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang perusahaan tahu “Karta Sentana”, dan berikut ini adalah rumusan masalahnya, antara lain :
1.         Mengapa memilih usaha tahu?
2.         Bagaimana proses pembuatannya?
3.         Apakah ada kendala yang ditemui dengan menekuni usaha ini?
4.         Bagaimana elastisitas penawaran dan permintaannya?












PEMBAHASAN

A.      Sejarah Tahu Karta Sentana
Usaha ini didirikan pada tahun 1969 oleh orang tuanya, usaha tahu ini diberi nama “karta sentana”, usaha tahu ini merupakan suatu warisan orang tuanya, dan mendapat amanah untuk terus melanjutkan usaha ini, atau bisa dikatakan usaha turun-temurun.
Usaha mikro ini merupakan salah satu penunjang ekonomi keluarga, apalagi di era modern saat ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan, dengan persaingan yang sangat ketat, maka merupakan suatu keberuntungan mendapat suatu amanah untuk terus menekuni usaha ini, hal ini lah yang membuatnya lebih menekuni usaha ini daripada mencari pekerjaan lainnya.
Persaingan sekarang yang sangat ketat maka dituntut untuk bisa tetap eksis dipasaran. Oleh karena itu, hal ini membuatnya agar bisa lebih kreatif untuk dapat menarik pelangan agar tidak lari keperusahaan lainnya yang menjadi pesaing dipasaran, mutu dan kualitas itulah yang harus terus dijunjung tinggi karena tanpa itu semua pasti akan kalah dari persaingan dipasaran.

B.       Proses Pembuatan Tahu
Proses pembuatan tahu sendiri cukup simple, karena hanya beberapa langkah saja antara lain :
1.         4 ½ kg kedelai direndam selama 2 jam
2.         Kemudian dibersihkan lalu dihaluskan
3.         Setelah itu direbus dan disaring
4.         Untuk selanjutnya dikasih air cuka
5.         Lalu mengempal dan dikasih air cuka secukupnya
6.         Barulah proses selanjutnya yakni mencetak tunggu selama ½ jam
7.         Setelah itu diambil dan tahu siap dipasarkan
Untuk tahu sendiri hanya bertahan selama 2 hari. Setiap harinya memproduksi tahu sebanyak 5 kali cetak,  setiap percetakan sebanyak 6 kotak, jagi dapat dikatakan mereka memproduksi tahu ini perbulannya mendapat sekitar 300 kotak itu untuk hari-hari biasa, akan tetapi kami juga sering menerima pesanan hingga ribuan kotak perbulanannya
Untuk harga tahu produksinya tergantung dari harga bahan pokok, biasanya mereka menjual dengan harga Rp. 4000,- jika harga kedelai stabil, tetapi kadang harga kedelai melambung tinggi maka harga tahunyapun ikut naik sekitar Rp. 6000,-
C.      Kendala-kendala yang Terjadi
Didalam menjalankan usaha ini kendala yang sering dialami adalah masalah bahan pokok, karena kedelai juga musiman jadi susah untuk mendapatkannya, selain itu juga masalah tenaga kerja jika terdapat pesanan yang banyak. Karena tenaga kerjanya hanya berjumlah 3 orang saja, maka jika terdapat pemesanan yang banyak mereka membutuhkan tenaga kerja yang banyak pula, dalam hal ini mereka memilih meminta bantuan para tetangga dan juga diberikan upah. Jadi setiap terjadi pemesanan yang banyak mereka membutuhkan tenaga kerja sementara yang mampu membantunya.



D.      Elastisitas Penawaran dan Permintaan
Di perusahaan tahu “karta sentana” menunjukkan bahwa jumlah produksi tahu pada saat harga bahan pokok murah adalah Rp. 4000,- harga  tahu ditawarkan dengan harga sebesar Rp. 6000,- perkotak dan permintaannya sebesar Rp. 8000,- perkotak, sedangkan pada saat harga bahan pokok melambung tinggi sebesar Rp. 6000,-  harga tahu yang ditawarkan sebesar Rp. 9000,- perkotaknya dan permintaannya hanya berkisar Rp. 6000,- perkotak, tentukanlah elastisitas permintaan dan penawarannya?
Diketahui :
P1 = 4000                              Qd1 = 8000                             Qs1 = 6000
P2 = 6000                              Qd2 = 6000                             Qs2 = 9000
Ditanya : Elatisitas pemintaan dan penawarannya???
Jawab :
§  
§  

 ( In Elastis)

§  
 (Elastisitas Kesatuan)

§   Jadi, Elastisitas permintaan dan penawarannya adalah in elastis dan elastisitas kesatuan.








PENUTUP


A.      Kesimpulan
Elastisitas permintaan adalah mengukur reaksi pembelian pembeli atau penjual terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si penjual atau pembeli tersebut bereaksi terhadap adanya perubahan harga. Elatisitas penawaran merupakan pengukuran responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga
Berdasarkan hasil elastisitas yang telah dihitung maka dapat disimpulkan bahwa perusahan tahu “karta Sentana” ini mengalami in elastis pada sektor permintaan dan elastisitas kesatuan pada sektor penawarannya,


SpongeBob SquarePants